Peringatan hari lahir ke-91 Nahdlatul Ulama 16 Rajab 1435 H berlangsung
meriah dengan kehadiran para petinggi kedutaan besar (kedubes) dari
berbagai negara, seperti Yaman, Suriah, Turki, Iran, Pakistan, dan
Kazakhstan.
Dengan khidmat para perwakilan negara luar tersebut
mengikuti jalannya acara hingga selesai. Sebelum mendengarkan pidato
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, mereka bersama Nahdliyin yang hadir
melantunkan bacaan tahlil, shalawat Badar, dan lagu kebangsaan Indonesia
Raya.
“Ahlan wasahlan bi hudhurikum (selamat datang)!”
tutur KH Said Aqil Siroj yang juga ditujukan kepada sejumlah pejabat
pemerintahan, utusan ormas Islam, perwakilan keluarga pendiri NU,
jajaran pengurus badan otonom NU, dan warga NU yang datang di gedung
PBNU, Jakarta, Jumat (16/5) malam ini.
Pada kesempatan itu, pria
yang akrab disapa Kang Said itu merasa bersyukur atas pertumbuhan NU
hingga menjelang satu abad. Dia menyadari diusia yang ke-91, selain
meraih kemajuan juga menghadapi sejumlah tantangan.
“Usia yang
cukup tua. Maklum karena tua jasanya banyak, meskipun penyakitnya juga
banyak. Tapi kalau sakit gigi enggak apa-apalah, asal jangan sampai
stroke,” kelakarnya disambut tawa hadirin.
Kang Said berharap, ke
depan NU dapat berkontribusi lebih besar. Mendekati momentum pemilu
presiden, ia menilai sumbangsih NU tidak terletak pada banyaknya suara
yang diberikan melainkan kemampuan menjaga stabilitas negara dan
masyarakat secara umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar