Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan, di Indonesia ulama
berperan besar dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Ketika terjadi huru-hara, pemberontakan politik, atau kerusuhan
lainnya, posisi ulama selalu menjadi garda terdepan.
"Ulama
Indonesia berperan persatukan dan rekonsiliasi masyarakat yang sangat
beragam ini," katanya saat menghadiri acara pelantikan Pengurus Cabang
Nahdatul Ulama (PCNU) Depok di Masjid Kubah Emas, Depok, Jawa Barat,
Kamis (15/5).
Menurut alumni Universitas Ummul Qura yang akrab
disapa Kang Said ini, NU merupakan wadah masyarakat yang menjalankan
fungsi keagamaan dan kebangsaan. Ia menambahkan, hanya ada dua
kepentingan NU, yakni mengamalkan dan mendakwahkan Islam, dan
mempertahankan negara Indonesia selamat, utuh, dan tak ada perang
saudara.
"Islam tak usah dipolitikkan. Suku apapun, agama apapun,
kalau salah harus dihukum, itu negara hukum. Bagi NU, agama Islam
diamalkan, negara dipertahankan, ukhuwah islamiyah disebarkan. Harus
punya komitmen bersama menjaga persatuan dan kesatuan tanah air,
keutuhan NKRI. (Hal ini) sama pentingnya dengan mengamalkan agama
Islam," tuturnya.
Seperti Negara Madinah
“Soal komitmen
bernegara, Indonesia hampir mirip negara Madinah yang didirikan
Rasulullah 15 abad silam. Memang sejarah inilah yang dijadikan landasan
NU membangun negeri ini. Jelas berbeda sekali dengan negara Islam
lainnya. Soal komitmen bernegara, mereka harus belajar kepada kita,”
ujar Kiai Said bangga.
Said Aqil mencontohkan, Afghanistan 100
persen agamanya Islam, 99 persen Sunni, thariqahnya Naqsyabandiy, 1
persen Syiah. Tapi perang terus tiada henti. Padahal Islam semua.
Sebabnya, mereka tidak mempunyai komitmen membangun kekuatan dan
persatuan Tanah Air. “Somalia di Afrika Timur 100 persen agamanya Islam,
100 persen Sunni. Syiah nggak ada. Tapi, sama saja perang terus.
Bahkan, negara ini kini bangkrut dan menjadi negara gagal,” ujarnya.
Angkatan
laut Somalia, tambah Kiai Said, kini justru menjadi bajak laut yang
merompak kapal-kapal yang lewat negaranya. Mereka juga tidak memiliki
komitmen bersama untuk memperjuangkan persatuan dan kesatuan tanah air.
“Oleh
karena itu, bagi NU sekali lagi keutuhan NKRI, keutuhan negara sama
pentingnya dengan mengamalkan agama. Artinya, ketika kita mengamalkan
agama Islam dalam rangka mempersatukan Tanah Air dan demikian
sebaliknya,” tegas Said.
Kang Said mengatakan, NU sejak dulu
masuk di dalam sendi-sendi seluruh unsur masyarakat. "Karena NU ini
bukan parpol, bukan di bawah pemerintah, bukan birokrasi. NU milik
masyarakat. NU ada di tentara, polisi, birokrat, profesi, ulama, itu
masyarakat namanya,” jelasnya.
Acara pelantikan pengurus PCNU
Depok periode 2013-2018 dihadiri ratusan ulama dan ribuan warga NU
Depok. Tampak hadir pula Rais Syuriah PWNU Jawa Barat KH. Asep
Burhanuddin, dan pejabat pemerintahan setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar