Rabu, 10 Juli 2013

Jangankan Orang Biasa, Para Sufi pun Bisa Tertipu


Kondisi yang disebut Imam al-Ghazali sebagai tertipu (maghrur) ini dapat menimpa siapa saja, termasuk para ulama, habib dan kaum sufi.

Umat Islam kerap tertipu dengan prestasi ibadah, ilmu pengetahuan atau kekayaan yang dicapai, seraya melupakan ketetapan batin bersama Tuhan, muara dari segala tujuan.

“Yang para sufi aja bisa kena tipu apalagi biasa-biasa aja,” terangnya saat mengurai kandungan kitab al-Kasyf wat Tabyin fi ghururil Khalqi Ajma’in karya Imam al-Ghazali di Jakarta, Selasa (6/11) sore. Kitab ini merupakan bacaan rutin Kiai Saifuddin bersama para mahasiswanya dalam sebuah forum pengajian.

Di bagian awal Imam al-Ghazali menjelaskan, selain orang kafir, ada empat jenis lain yang juga bisa tertipu. Mereka adalah orang-orang mukmin yang teridiri dari para cendekia (ulama), ahli ibadah, pemilik kekayaan, dan penggiat tasawuf.

“Pada akhirnya yang sudah dikira tidak tertipu, itu masih tertipu, yaitu para sufi yang telah melewati daerah maqamat, daerah ahwal. Yang sudah mengalami mukasyafah-mukasyafah sekalipun, ternyata pada gilirannya mereka tertipu,” imbuhnya.

Dengan kenyataan ini Kiai Saifuddin mengimbau setiap orang untuk ekstra hati-hati dengan seluruh sikapnya. Ketekunan ibadah, kepandaian, dan semangat perjuangan Islam tak menjamin mereka selamat dari ketertipuan.

Ia mencontohkan, betapa banyak umat Islam berbondong mengunjungi Baitullah ke Makkah dengan motivasi yang tidak tepat. Melalui baju ibadah, mereka terkadang membesitkan niat sekadar bersenang-senang atau mencari nafkah.

“Ada yang berhaji untuk piknik. Mereka sebut siyahah. Ada yang untuk meminta-minta. Dan itu realitas,” ungkapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar