Senin, 19 Agustus 2013

Jangan Pilih Pemimpin yang Benci Tradisi NU!

Menyambut Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), KH Manarul Hidayat menghimbau warga NU tidak memilih pemimpin yang ‘membenci’ tradisi keagamaan yang sudah melekat dalam diri warga Nahdliyin.

“Jangan pilih pemimpin yang benci sama maulidan, rajaban, tahlilan, dan tradisi NU lainnya!” kata Kiai Manarul dalam pidatonya di acara halal bihalal warga NU Kabupaten Subang, Jum`at (16/8) kemarin.

Dalam kegiatan yang dilaksanakan di Kantor PCNU Subang tersebut, Pengasuh Pesantren Al-Mahbubiyyah Jakarta ini mengingatkan agar warga NU mampu selektif dalam memilih pemimpin, jangan sampai tertipu dengan berbagai macam iming-iming yang ditawarkan, karena jika sampai salah pilih, yakni memilih pemimpin yang tidak menyukai tradisi NU, maka perlahan-lahan tradisi NU akan hilang dari bumi nusantara ini.

“Saya mendapat informasi dari seorang teman itu sudah ada orang yang berani merampas dan merebut uang yasinan, uang yasinan direbut karena yasinan dianggapnya bid`ah, padahal Imam Syafi`i sudah menjelaskan bahwa bid`ah itu ada yang hasanah ada yang sayyiah, jadi rakyat saja sudah berani apalagi kalau jadi pemimpin, kalau yang semacam ini dibiarkan, apa yang akan terjadi 5 tahun, 10 tahun, 30 tahun mendatang?” papar Ketua Asosiasi Bina Haji & Umroh Nahdlatul Ulama (Asbihu NU) itu

Menurut Kiai Manarul, NU bukanlah lembaga politik, namun sikap politik NU adalah selalu memperjuangkan nilai dan cita-cita Ahlussunah Waljamaah serta kemerdekaan Republik Indonesia, untuk itu dia berpesan agar warga NU dapat memilih pemimpin yang peduli dengan cita-cita dan perjuangan NU tersebut.

“Siapa yang peduli dengan NU, maka warga NU wajib dukung, jangan mendukung kepada pihak yang justru bertolak belakang dengan cita-cita NU,” pungkasnya terkait pelaksanaan pemilihan Bupati Kabupaten Subang yang siap digelar pada tanggal 8 September 2013 mendatang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar