Kamis, 01 Agustus 2013

Kebhinekaan Buka Puasa Bersama Shinta Nuriyah

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Shinta Nuriyyah Abdurrahman Wahid melaksanakan safari Ramadhan ke sejumlah kota di Indonesia. Hari ini Rabu, (31/7) kegiatan tersebut giliran Jombang, Jawa Timur, digelar.

Tidak sekadar buka puasa bersama, kegiatan tersebut kental dengan kebhinekaan. Dari kehadiran, kegiatan tersebut melibatkan ragam kalangan. Mereka adalah pegiat NU dan komunitas lintas agama. Mulai tukang becak, rakyat kurang mampu, kalangan minoritas, pasukan kuning dan buruh. Mereka berjumlah sekitar lima ratus orang.

Dari penyelenggara juga tampak kebhinekaan. Kegiatan tersebut terselengara atas kerjasama dengan MWCNU Mojoagung, INTI (Perhimpunan Indonesia Tionghoa) GKJW (Gereja Kristen Jawi Wetan), LSPT (Lembaga Sosial dan Pendidikan) Tebuireng, Staramuda, PMII, Prasasti (Persaudaraan Lintas Agama dan Etnis), FKMJ (Forum komunikasi Masyarakat Jombang) dan Gusdurian Jombang.

Tak hanya itu, kemasan acara diisi ragam penampilan, diantaranya barongsai, hadrah, jafin dan tari ngremo. Dari tampilan ini memberikan gambaran akan keanekaragaman yang telah demikian mendarah dan mendaging di masyarakat Indonesia. 

“Kebhinekaan adalah sebuah keniscayaan bagi bangsa ini,” kata Aan Anshori. “Ini juga memberi pesan bahwa kita berada dalam masyarakat yang plural dengan sejumlah perbedaan,” lanjut sekretaris panitia ini.

Usai buka puasa, mereka melakukan informal meeting untuk menyikapi sejumlah tragedi kemanusiaan yang terjadi di negeri ini. “Pengusiran warga, disharmoni sosial, banyaknya penyimpangan atas nama suku, agama, ras dan antar golongan sudah kami inventarisir dan akan didiskusikan secara intensif,” katanya.

Diharapkan dari kegiatan mampu memberikan penyadaran kepada sejumlah pihak yang masih belum bisa menerima perbedaan yang sebenarnya sunnatullah. “Seharusnya perbedaan yang ada dapat disinergikan untuk kebaikan bersama,” tandasnya.

Yang juga tidak kalah penting adalah memberikan tekanan kepada para penentu kebijakan baik di tingkat pusat hingga daerah untuk memiliki kepedulian dengan penderitaan sesama. 

“Kesadaran untuk menghargai perbedaan dan turut menciptakan rasa aman bagi seluruh warga negara adalah sebuah kebutuhan mendasar,” ungkapnya.

Apalagi dalam waktu yang tidak lama, Presiden SBY telah menerima penghargaan World Statesman Award (Anugerah Negarawan Dunia) dari organisasi nirlaba Appeal of Conscience Foundation (AoCF) atas berbagai capaian dalam memajukan masyarakat yang demokratis, damai, dan mendorong kemajuan yang lebih besar atas penghormatan HAM, kebebasan beragama, dan hubungan antar-peradaban ini.

“Ini mestinya menjadi perhatian dan keseriusan kita bersama untuk menjaga rasa nyaman dan aman bagi seluruh warga,” tandasnya.

Usai acara ini, Ibu Shinta melanjutkan kegiatan berupa sahur bersama (1/8) dini hari di pelataran GKJW Mojowarno.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar