Kamis, 29 Agustus 2013

PMII Jabar Kecam Kekerasan Preman terhadap Petani Indramayu

Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) Jawa Barat mengecam aksi kekerasan yang dilakukan preman dan polisi terhadap massa aksi kader PMII dan petani di Desa Loyang, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Ketua PKC PMII Jabar Edi Rusyandi menjelaskan, kekerasan terjadi terkait pembangunan waduk di wilayah tersebut. Namun para petani petani yang tanah garapannya terancam tergusur dan aktivis PMII menolaknya. 

Edi menjelaskan kronologi kejadian. Pada Ahad (25/8) lalu, saat alat berat memaksa menjalankan pembuatan waduk, petani yang mempertahankan tanah garapannya mendapat tindakan anarkis dari preman wilayah tersebut. Massa yang menyusul untuk mempertahankan garapan petani itu kemudian di tengah Desa Loyang dipukuli dan dihantam dengan balok kayu hingga babak belur dan mendapat perlakuan tidak manusiawi dari preman. 

Sekitar seribuan petani dan massa yang tergabung dalam Serikat Tani Indramayu (STI) dan massa PMII Indramayu yang pada saat itu mengetahui beberapa anggotanya dipukuli, terpancing emosi.

Puncaknya, pukul 10:15 satu alat berat dibakar massa. Kericuhan dengan polisi di dekat lokasi tanah garapan tak dapat terhidarkan. Tindakan represif dari aparat sudah sangat tidak manusiawi dengan menodongkan senjata gas air mata dan peluru karet yang dirahkan kepada para petani yang tidak melakukan perlawanan sehingga mengakibatkan ratusan petani luka-luka. 

Selepas kejadi tersebut 9 petani dan aktivis PMII telah ditangkap polisi beserta kendaraannya. Sebanyak 48 kendaraan dirusak dan dibawa petugas.

“Atas hal tersebut di atas, kami keluarga besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Jawa Barat menyatakan sikap, pertama, menolak dengan tegas pembangunan waduk Bubur Gadung dan membiarkan masyarakat menggarap lahannya dengan tenang,” katanya pers rilis yang dikirim ke NU Online melalui surat elektronik.

Kedua, lanjut Edi, pembangunan waduk hanya menyuburkan mafia air di Indramayu. Ketiga, proyek ini hanya menghambur-hamburkan uang negara, “Kami berpendapat lebih baik diperuntukan kegiatan lain yang lebih bermanfaat dan tidak menyakiti masyarakat,” ujarnya.

Empat, ada banyak manipulasi dalam memuluskan proyek ini, disamping tidak ada komunikasi dengan pihak petani penggarap lahan, juga intimidasi terhadap masyarakat. Kelima, mendesak Kapolda Jabar untuk mencopot Kapolres Indramayu dan tangkap para preman yang melakukan tindakan kekerasan kepada para petani massa aksi. 

Isu kekerasan aparat ini telah menjadi isu PMII dan elemen gerakan secra nasional. Jika tidak ada respon terhadap tuntutan ini, PKC PMII Jawa barat bersama elemen gerakan lainnya segera akan menggelar aksi ke Kapolda Jabar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar