Senin, 19 Agustus 2013

PBNU Berharap Rakyat Mesir Tekankan Dialog

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj berharap agar berbagai kelompok masyarakat di Mesir yang sedang bersengketa melakukan dialog dalam penyelesaian masalah, tidak dengan menggunakan cara-cara kekerasan dan pemaksaan kehendak.

“Untuk menghindari kehancuran Mesir, semua pihak harus mau berdialog. Kami berharap lembaga-lembaga internasional seperti OKI, PBB, termasuk pemerintah Indonesia dapat memfasilitasi dialog ini,” katanya, di gedung PBNU, Senin (19/8).

Ia sangat menyesalkan penggunaan kekerasan oleh pihak militer Mesir dalam konflik politik tersebut. “Dalam perang pun, ada aturannya bagaimana berhadapan dengan musuh. Ini rakyat sendiri dan sama-sama Muslim kok saling bunuh-bunuhan,” tandasnya.

Kejadian tersebut menurutnya sangat memalukan. “Wajah Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi peradaban tercoreng dengan kejadian seperti itu,” imbuhnya.

Apalagi, mengingat Mesir merupakan pusat kebudayaan Islam yang paling maju diantara negara-negara Muslim lainnya. Di situ terdapat Al Azhar yang selama beberapa abad telah mendidik dan melahirkan para ulama di seluruh dunia. Namun, faktanya, mereka sendiri tidak dapat menyelesaikan persoalan internal.

Di sisi lain, ia juga tidak setuju dengan cara-cara Ikhwanul Muslimin ketika memerintah yang ingin menguasai seluruh sektor kehidupan masyarakat. Dalam hidup berbangsa dan bernegara, harus mempertimbangkan aspirasi semua pihak. Hal ini menjadi bagian dari timbulnya konflik besar ini.

Ia juga menegaskan, dirinya tidak mendukung Mursi, sebagaimana dipelintir oleh sebuah website para pendukung salah satu kelompok yang bertikai di Mesir yang ada di Indonesia.

“Saya tidak mendukung salah satu kekuatan politik, tetapi lebih pada mendorong bagaimana penyelesaian masalah secara beradab, tidak dengan menonjolkan kekerasan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,” tegasnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar