Kamis, 24 Oktober 2013

Arab Saudi tidak menerima keanggotaan Dewan Keamanan PBB

Untuk pertama kalinya, Saudi Arabia pada Kamis lalu menduduki anggota non permanen Dewan Keamanan PBB bersama dengan Chad, Chile, Lithuania dan Nigeria yang memperoleh kursi melalui sebuah pemilihan.

Namun demikian, hanya beberapa jam setelah kemenangan tersebut, Menlu Arab Saudi mengumumkan bahwa pemerintah Arab Saudi tidak akan menerima keanggotaan Dewan Keamanan selama dua tahun tersebut, sambil menyebutkan kegagalan badan PBB ini dalam mengatasi sejumlah permasalahan regional seperti pembunuhan massal di Suriah dan ketidakmampuan untuk membersihkan wilayah ini dari senjata pemusnah massal.

Bahkan sebelum pengumuman dari pemerintah Saudi, seorang pakar yang berbicara pada Al Arabiya News menyebutkan, bahwa meskipun memiliki pengaruh besar dalam bidang agama dan ekonomi, Saudi akan menghadapi banyak hambatan di Dewan Keamanan. Semua dari lima anggota sementara hanya memiliki kekuatan terbatas karena tidak memiliki hak veto, yang secara eksklusif hanya dimiliki oleh lima anggota Dewan Keamanan yang permanen, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Rusia dan China.

Afshin Molavi, seorang peneliti di the New America Foundation, sebuah lembaga pemikiran dan kebijakan publik yang berbasis di Washington mengatakan “Dalam berbagai isu besar seperti masalah Iran, Suriah dan senjata kimia, saya pikir lima besar masih dapat bertindak dalam berbagai cara.”

Meskipun demikian, kursi dari 15 anggota dewan masih dinilai berharga karena para anggota dapat mempengaruhi perdebatan dalam masalah internasional seperti krisis Suriah dan sanksi pada Iran dan Korea Utara.

“Pengaruh Saudi masih dapat dipertimbangkan karena pertimbangan ekonomi dan politik di Timur Tengah dan isu ekonomi di dunia,” kata David Ottoway, ilmuwan senior di Woodrow Wilson Center di Washington, D.C pada Al Arabiya News.

Pengaruh terbatas

Namun demikian, seberapa besar pengaruh yang didapat Saudi Arabia, jika dia tetap bertahan di Dewan Keamanan- jika mempertimbangkan hanya memiliki satu kursi diantara 15 anggota lainnya.

Untuk meloloskan sebuah resolusi, Dewan Keamanan harus memperoleh persetujuan dari sembilan anggota, termasuk lima anggota permanen.

Ottoway menegaskan bahwa kekuatan dari anggota non permanen seperti Saudi Arabi “benar-benar terbatas”.

“Setiap anggota Dewan Keamanan dapat memunculkan isu-isu yang spesifik tetapi harus mendapat persetujuan dari seluruh anggota tetap dan ini tidaklah mudah,” tambahnya.

Lippman memberi catatan bahwa lima anggota tetap berusaha “mendominasi” atas anggota lainnya. “Jika 14 anggota setuju, tetapi Rusia tidak, tak akan berarti apa-apa,” kata Lippman.

Alon Ben-Meir, seorang professor di Center for Global Affairs New York University percaya bahwa kekuatan Saudi di Dewan Keamanan mungkin dari kemampuannya membentuk aliansi dengan negara-negara lain yang terpilih.

Empat negara lain, Nigeria, Lithuania dan Chile “Dapat saling bekerjasama dengan Saudi,” kata Ben-Meir pada Al Arabiya News.

“Sehingga mereka dapat membentuk sebuah kelompok dan sebagai satu kelompok, mereka dapat memiliki penaruh yang lebih besar pada musyawarah di Dewan Keamanan,” kata Ben-Meir.(mukafi niam)
Foto: Huffingtonpost

Tidak ada komentar:

Posting Komentar