Jumat, 11 Oktober 2013

Trilogi Ukhuwah Jaga Toleransi

Trilogi ukhuwah, yaitu islamiyahwathaniyah dan basyariyah

Ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) ala NU sebenarnya berpotensi menjadi rujukan untuk mengatasi konflik atau kerusuhan yang dipicu oleh paham keberagamaan. Sebab, paham Aswaja versi NU sangat menjunjung tinggi toleransi dan nilai-nilai ukhuwah.

Demikian dikatakan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Jember, Drs H Afton Ilman Huda, saat menjadi narasumber dalam acara dialog interaktif yang dihelat PC. Fatayat NU Jember di aula PCNU Jember, Kamis (10/10).

Menurut Gus Afton –sapaan akrabnya—salah satu ajaran NU adalah tawassuth (moderat), yang menegaskan sikap dan pijakan NU berada di tengah-tengah dalam menyikapi berbagai persoalan kebangsaan dan keagamaan.

“Ada paham Islam yang radikal, ada yang terlalu longgar, NU berada di tengah-tengah,” ujarnya.

Lebih jauh Gus Afton mengatakan, tokoh NU KH Ahmad Shiddiq mempunyai pemikiran yang terkenal dengan konsep trilogi ukhuwah, yaitu islamiyahwathaniyah dan basyariyah. Dari penerapan konsep tersebut, katanya, tidak ada “peluang” konflik, apapun perbedaan yang ada. Sebab, meski ada perbedaan di “sektor” lain tapi juga ketemu di titik yang sama.

“Konsep ini juga sangat pas diterapkan untuk menjaga toleransi,” tukas salah satu cucu Kiai Ahmad Shiddiq tersebut.

Di tempat yang sama, I Nengah Sukarya, pengurus FKUB dari unsur non muslim (Hindu), menyatakan, anggapan bahwa agama yang dianut adalah yang terbaik berpotensi memunculkan konflik. Karena itu, katanya, harus ada pengertian dari setiap penganut agama agar kerukunan tercipta.

“Yaitu agar penganut agama tidak perlu mengekspresikan keluar secara berlebihan soal anggapan agamanya sebagai yang terbaik,” jelasnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar