Kamis, 24 Oktober 2013

Umat Islam Bersatu Jika Didukung Nasionalisme

Islam dan Nasionalisme mesti saling mengisi dan melengkapi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sebab hal itu mampu menjaga keutuhan Tanah Air dari perpecahan antarkelompok.

Demikian disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj di Pesantren Ats-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta, Sabtu (19/10).

"Di sana bom meledak terus, karena tidak ada komitmen cinta Tanah Air. Orang Afganistan itu 100 persen Islam, Somalia 100% agamanya Islam, tapi Islam belum bisa  menyatukan mereka, yang bisa menyatukan mereka kalau Islam didukung dengan nasionalisme. Jadi walaupun kita beda partai, beda arah, ingat tentang tujuan menyelamatkan bersama negara ini," papar Kiai yang akrab disapa Kang Said ini.

Kang Said pun menegaskan bahwa KH Hasyim Asy'ari mempunyai jasa besar dalam mempertahankan negeri ini dengan membuat sebuah keputusan dalam Muktamar NU pada tahun 1936 di Banjarmasin yang menyatakan  bahwa Ukhuwah Islamiyah harus bersinergi dengan Ukhwah Wathaniyyah.

"Islam bisa besar kalau didukung oleh semangat nasionalisme. Nasionalisme menjadi baik kalau diberi semangat ruhul islam, itu jasanya Mbah Hasyim itu, dulu kan orang Islam masih ingin negara Islam. Kalau kata NU tidak, yang penting merdeka dulu, bersatu dulu, ayo kita mengusir penjajah, setelah itu Islam bagaimana? Diamalkan, tidak usah dikonstitusikan, tapi diamalkan, itu (jasanya,-red) Mbah Hasyim itu," terangnya

Menurut Kang Said, Indonesia bisa menjadi contoh, walaupun masyarakatnya berbeda-beda organisasi atau partai politik namun hal itu selalu disinergikan dengan nasionalisme sehingga perbedaan yang ada tidak sampai menjadi ajang perpecahan dan pertumpahan darah seperti yang terjadi di Afghanistan dan Somalia. (Aiz Luthfi/Mahbib)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar