Jumat, 11 Oktober 2013

NU Miliki Lima Pilar Kekuatan

Wakil Ketua Umum PBNU H As’ad Said Ali menegaskan, NU kini memiliki lima pilar kekuatan yang sanggup membesarkan organisasi dan negara secara umum. Kelima pilar tersebut adalah kiai, sarjana, saudagar, birokrat, dan politisi.

“Ulama, termasuk pesantren di dalamnya, mempunyai peranan yang sangat besar terhadap bangsa ini,” katanya saat menyambut kunjungan Yayasan Pendidikan Qudsiyah Kudus di Jakarta, Kamis (10/10) siang.

Namun, lanjut As’ad, NU tak hanya memiliki kiai, tapi juga melahirkan ratusan ribu sarjana yang menguasai berbagai bidang. Hal ini, menurut dia, menjadi kekayaan bagi NU untuk menghadang arus sekularisme dan ekstemisme agama secara intelektual.

Saudagar, terangnya, adalah simbol kemandirian ekonomi yang akan menunjang perjuangan NU. Kekuatan ini kian lengkap dengan hadirnya kalangan profesional berlatar belakang Nahdliyin. “Birokrat-birokrat dari NU sekarang juga bertebaran di mana-mana,” ujarnya.

As’ad mengatakan, pilar selanjutnya adalah politisi. Dia menyebutnya rijalus siyasah. Jumlah politisi dari kalangan NU juga tak kalah banyak. Hanya saja, tambah Wasekjen PBNU Enceng Shobirin, untuk poin ini NU belum mendapatkan kondisi yang menggembirakan.

“Karena saya kira sekarang ini justru di pilar politisi ini citra NU masih kurang baik,” katanya dalam kesempatan yang sama.Pada forum silaturahim tersebut, As’ad juga mengingatkan statemen salah satu pendiri KH Wahab Hasbullah pada tahun 1950 yang berbunyi:

“Banyak pemimpin NU di daerah-daerah dan juga di pusat yang tidak yakin akan kekuatan NU. Mereka lebih meyakini kekuatan golongan lain. orang-orang ini terpengaruh oleh bisikan orang yang menghembuskan propaganda agar tidak yakin akan kekuatan yang dimilikinya.”

“Kekuatan NU itu ibarat senjata adalah meriam, betul-betul meriam. Tetapi digoncangkan hati mereka oleh propaganda luar yang menghasut seolah-olah senjata itu bukan meriam, tetapi hanya gelugu alias batang kelapa sebagai meriam tiruan. Pemimpin NU yang tolol itu tidak sadar siasat lawan dalam menjatuhkan NU melalui cara membuat pemimpin NU ragu-ragu akan kekuatan sendiri.” 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar